Archive for April, 2009

RASA SENASIB ITU, Nadine Gordimer

Posted in 1 on April 29, 2009 by soekmana

balaibahasabandung.web.id


Judul Asli, “The Soft Voice of The Serpent”
Diambil dari Nadine Gordimer, Selected Stories, Penguin Books, 1978

Ia baru berusia dua puluh enam tahun dengan badan sangat sehat, dan tak lama lagi ia akan cukup kuat untuk didorong di atas kursi rodanya ke dalam taman. Seperti kebanyakan orang lain, ia memiliki keyakinan besar dan penuh rasa ingin tahu terhadap taman. “Well, tak lama lagi Anda sudah boleh bangun dan bisa duduk di taman,” kata mereka menatapnya sungguh-sungguh, dengan kepala agak dimiringkan penuh pengertian. Ya, tak lama lagi…….dalam taman. Taman itu begitu luas, tertutup pepohonan cemara tua yang gelap, dengan daun-daunnya yang indah dan berbau khas. Dan ia bisa duduk di bawah tepian dedaunannya yang bertingkat-tingkat itu, di balik bayang-bayang pepohonan, jauh dari segala keramaian. Ada semacam perasaaan bahwa di sana, di dalam taman itu, ia akan mendapatkan sesuatu, semacam pemahaman yang akan lebih mudah untuk dapat dipahami disana. Mungkin semacam gagasan tentang taman Firdaus, di mana manusia yang lemah belajar menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri, di antara kehadiran pohon, rumput dan tanah yang sunyi namun menenangkan hati, sebelum mereka terlempar ke dunia luar yang hingar bingar. Continue reading

HATI YANG MENGUMPAT, Edgar Allan Poe

Posted in 1 on April 28, 2009 by soekmana

Judul asli, “The Tell-Tale Heart” karangan Edgar Allan Poe
Dari SELECTED TALES – EDGAR ALLAN POE
PENGUIN BOOKS, 1994 hal. 267-272

BENAR! – rasa takut – sangat, sangat luar biasa saya alami rasa takut; tapi mengapa anda hendak mengatakan saya gila? Penyakit ini telah menyelimuti kesadaranku – tidak membinasakan – tidak menghiraukan. Semuanya lebih merupakan kesadaran pendengaran yang akut. Saya mendengar segalanya yang di langit dan di bumi. Saya mendengar segala hal yang di neraka. Bagaimana, kemudian, saya menjadi gila? Dengarkan! Dan simak bagaimana menurut medis – bagaimana secara tenang saya dapat mengatakan semua cerita ini kepada anda. Continue reading

CONTOH SEORANG MILYUNER, Oscar Wilde

Posted in 1 on April 26, 2009 by soekmana


(Catatan Atas Rasa Kagum)
Judul Asli, “The Model Millionaire” karangan Oscar Wilde
Diterjemahkan dari LORD ARTHUR SAVILLE’S CRIME and other stories

JIKA TIDAK adalah kekayaan, tidak ada yang berguna menjadi sahabat yang dikagumi. Romantisnya hak istimewa si kaya, bukan atas profesi menganggur. Miskin itu akan dapat menjadi praktis dan prosais. Lebih baik memperoleh penghasilan tetap daripada miskin hati. Ada suatu kenyataan besar dari kehidupan modern yang mana Hughie Erskine tidak pernah merealisasikan. Si miskin Hughie! Secara intelektual, kita harus kagum, dia bukan berasal dari kebanyakan orang penting. Dalam hidupnya, dia tidak pernah berkata seorang brillian, atau bahkan berpembawaan sakit. Akan tetapi dia berpenampilan aneh, dengan rambutnya keriting kecoklat-coklatan, lagak dan gayanya yang sok, dan matanya yang kelabu. Dia terkenal baik di kalangan laki-laki maupun wanita, dan dia memiliki setiap penampilan terkecuali menghasilkan uang. Ayahnya telah mewariskan pedang kavalerinya dan sejarah tentang Perang di Semenanjung dalam lima belas volume kepada Hughie. Pertama Hughie menggantungkannya di sebuah tempat kaca, dan kemudian meletakkan di papan antara Ruff’s Guide dan Bailey’s Magazine, dan diijinkan menempati oleh Bibi tua, dalam dua ratus satu tahun. Dia telah mencoba segalanya. Dia telah pergi ke pasar modal untuk enam bulan; tetapi apa yang kupu-kupu lakukan antara sapi-sapi jantan dan beruang-beruang? Dia telah menjadi pedagang teh dalam waktu singkat, tetapi segera merasa lelah karena teh hitam. Kemudian dia mencoba berjualan anggur kering. Tidak ada jawaban; anggur tidak cepat kering. Akhirnya Hughie tidak memiliki apa-apa, ketidaknyamanan, lelaki muda tanpa profesi dan tidak berhasil dengan tampangnya yang sempurna. Continue reading

MIMPI, Guy de Maupassant

Posted in 1 on April 21, 2009 by soekmana

Selesai makan malam antar teman, teman dan sahabat lama. Mereka adalah berlima: penulis, dokter, serta tiga lelaki bujangan kaya, tanpa kegiatan.

Kita berbicara apa saja, dan rasa jenuh muncul, malahan lebih awal rasa jemu itu mendahului dan menggoda seusai makan bersama. Salah seorang dari para tamu yang memandang semenjak lima menit, tanpa berbicara, jalanan boulevard yang rindang, ditandai dari mulutnya yang berdecak komat-kamit, tiba-tiba berucap:

– Ketika kita tidak melakukan apa-apa sejak pagi hingga sore, hari-hari terasa begitu pajang.

– Dan malampun juga, sambung teman di sebelahnya. Saya tak banyak tidur, bersenang-senang membuatku lelah, bercakap-cakap tidak bervariasi; tak pernah saya menemukan ide baru, dan saya merasakan, sebelum mengobrol dengan siapa saja, keinginan gila yang tidak terucap dan tak diketahui sama sekali. Saya hanya tahu melewatkan waktu soreku. Continue reading

OH! PUBLIK, Anton Chekov

Posted in 1 on April 21, 2009 by soekmana

“Berangkatlah, Aku telah melakukan dengan mabuk! Sama sekali tidak……………..sama sekali tidak akan menggodaku akan hal itu. Saatnyalah menjauh dari genggamanku; Aku harus bersemangat dan bekerja…………..Anda senang mendapatkan upah, sehingga anda harus melakukan pekerjaan anda dengan jujur, tulus, teliti, tak peduli ngantuk dan menghibur. Menyelisiklah bawah dagu dengan mudah. Anda memperoleh cara untuk memperoleh upah, teman – hal itu bukanlah sesuatu yang benar…sama sekali bukan sesuatu yang benar………” Continue reading

TIKET LOTRE, Anton Chekov

Posted in 1 on April 21, 2009 by soekmana

IVAN DMITRITCH, lelaki kelas menengah yang tinggal
bersama keluarganya dengan penghasilan 1200 setahun
dan merasa sangat puas dengan nasibnya, duduk di atas
sofa setelah makan malam dan mulai membaca Koran. Continue reading

BURUNG BUL-BUL DAN BUNGA MAWAR, Oscar Wilde

Posted in Cerita Terjemahan on April 20, 2009 by soekmana

balaibahasabandung.web.id

Judul asli, “The Nightingale and The Rose” dari The Happy Prince and Other Stories
Karangan Oscar Wilde

“Dia berkata bahwa dia akan berdansa denganku jika aku membawakannya mawar merah,” kata Pelajar Muda, “tetapi di sekeliling kebunku tidak ada mawar merah.”
Dari sangkarnya di belantara pohon jati Burung Bul-Bul mendengarkan suara Pelajar Muda, sambil mengawasi di sekitar dedaunan dan bertanya dalam hati.
“Tidak ada mawar merah di sekeliling kebunku!” Pelajar Muda menangis, dan matanya yang indah dipenuhi air mata. “Ah, apakah pada hal sekecil itu terletak kebahagiaan! Aku telah membaca yang semua orang bijak tulis, dan semua rahasia filosofis kepunyaanku, kiranya keinginan akan setangkai mawar merah menjadikan hidupku merana.” Continue reading